Mashudi, mahasiswa S2 Universitas Lancang Kuning (Unilak) Mashudi, mahasiswa S2 Program Studi Magister Manajemen pada Sekolah Pascasarjana U...
![]() |
| Mashudi, mahasiswa S2 Universitas Lancang Kuning (Unilak) |
Mashudi, mahasiswa S2 Program Studi Magister Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Lancang Kuning (Unilak), mengangkat isu strategis dalam pengelolaan sumber daya manusia di sektor pertahanan dan keamanan, khususnya di lingkungan Polres Kampar Polda Riau. Di bawah bimbingan Dr. Richa Afriana Munthe, S.E., M.M. dan Dr. Imran Al Ucok Nasution, S.T., M.M., Mashudi menyoroti pentingnya program kesejahteraan sebagai fondasi motivasi, loyalitas, dan profesionalisme anggota kepolisian dalam menjalankan tugas pelayanan dan penegakan hukum.
Permasalahan yang dihadapi mencakup: (1) gaji yang tidak mencukupi kebutuhan dasar anggota dan keluarganya, (2) meningkatnya stres dan kecemasan akibat tekanan finansial, (3) rendahnya motivasi kerja dan kepuasan terhadap institusi, (4) kecenderungan mencari pekerjaan tambahan yang mengganggu fokus tugas utama, serta (5) risiko gangguan kesehatan fisik dan mental akibat tekanan ekonomi yang berkepanjangan.
Kelima tantangan ini berdampak langsung pada kualitas pelayanan, ketahanan moral, dan efektivitas operasional institusi kepolisian.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Mashudi mengusulkan pendekatan berbasis tiga teori utama. Pertama, Teori Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang menekankan pentingnya pengelolaan motivasi, kesejahteraan, dan pengembangan kompetensi sebagai bagian dari strategi peningkatan kinerja organisasi. Kedua, Teori Organisasi dan Struktur, yang menjelaskan bahwa struktur birokrasi, pembagian kerja, dan sistem komunikasi internal sangat memengaruhi efektivitas implementasi program kesejahteraan. Ketiga, Organizational Performance Theory, yang menyatakan bahwa kualitas SDM dan sistem kerja yang adaptif menjadi penentu utama keberhasilan program dan pencapaian tujuan strategis organisasi.
Sebagai solusi profesional, Mashudi mengusulkan beberapa langkah konkret: (1) Kenaikan Gaji dan Tunjangan Kinerja: Menyesuaikan gaji anggota kepolisian dengan kebutuhan hidup layak dan beban kerja, sebagai bentuk penghargaan dan penguatan integritas. (2) Program Pengembangan Kompetensi: Mengaitkan peningkatan kesejahteraan dengan pelatihan profesional, agar anggota tidak hanya termotivasi secara finansial tetapi juga berkembang secara kapabilitas. (3) Penerapan Sistem Reward and Discipline: Memberikan insentif berbasis kinerja dan integritas, sekaligus menindak tegas pelanggaran etika seperti korupsi, kolusi, dan penyalahgunaan wewenang. (4) Peningkatan Layanan Psikologis dan Konseling Internal: Menyediakan dukungan mental dan emosional bagi anggota yang mengalami tekanan akibat beban kerja atau masalah pribadi. (5) Evaluasi Berkala terhadap Program Kesejahteraan: Melibatkan anggota dalam survei kepuasan dan forum dialog untuk memastikan program benar-benar menjawab kebutuhan nyata di lapangan.
Pendapat profesional Mashudi ini mendapatkan tanggapan dari Dr. Chandra Bagus, S.T., M.M., seorang praktisi manajemen dan engineering. Menurutnya, kombinasi antara MSDM Theory, Organizational Structure Theory, dan Organizational Performance Theory merupakan pendekatan yang sangat tepat dalam konteks institusi seperti POLRI. Ketiganya membentuk kerangka strategis yang tidak hanya menekankan pada insentif finansial, tetapi juga pada sistem kerja yang adil, transparan, dan berorientasi pada profesionalisme.
Sebagai penguatan solusi, Dr. Chandra Bagus mengusulkan pembentukan Unit Kesejahteraan dan Ketahanan Moral (UKKM), yaitu unit internal yang bertugas merancang kebijakan kesejahteraan, memantau kondisi psikososial anggota, dan menjadi penghubung antara aspirasi personel dan kebijakan pimpinan. Unit ini diharapkan menjadi garda depan dalam menjaga semangat, integritas, dan ketahanan institusional POLRI di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks.

COMMENTS