LOMBOK TIMUR (NUSA TENGGARA BARAT), KOMPASPOS.COM - Ketua Asosiasi Penambang H. Maidy harapkan adanya objektivitas antara masyarakat dan pe...
LOMBOK TIMUR (NUSA TENGGARA BARAT), KOMPASPOS.COM - Ketua Asosiasi Penambang H. Maidy harapkan adanya objektivitas antara masyarakat dan penambang atas polemik yang terjadi belakangan yang kini terus dibicarakan.
Hal tersebut disampaikan di salah satu lokasi Tambang di Kecamatan Aikmel saat membersamai DPRD Lotim dan Masyarakat terdampak dalam Kegiatan Sidak DPRD Lotim, Jumat, (04/10/24).
"Dalam hal ini kami mengharapkan objektivitas, jadi antara masyarakat dan penambang, kami memaklumi posisi kami tidak memungkiri jika ada kesalahan sebagai manusia," kata H Maydi.
Dia meminta yang fair saja dalam hal ini tidak mau benar sendiri dan tidak mau disalahkan juga, tidak mau artinya yang objektif saja itu yang diharapkan.
"Masyarakat dan petani adalah Mitra kami dalam menambang pun tidak berniat merusak, namun kami membantu pemerintah membuka lapangan pekerjaan dan membantu dalam program pembangunan, dalam hal ini ada masyarakat yang tidak punya sawah yang mengandalkan mata pencaharian melalui giat tambang ini," ujar dia.
Terkait dengan tudingan dengan banyaknya penambang nakal, H maidy mengatakan dalam konteks ini yang namanya orang banyak dan manusia perlu dievaluasi dan sering terjadinya miskomunikasi antara pekerja lapangan dan pemilik tambang.
"Tidak semua pemilik tambang yang selalu di lokasi, dalam hal ini saya yakin jika duduk bareng akan terselesaikan semua," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan terkait dengan masuknya lumpur di kawasan masyarakat dirinya juga menuturkan bahwa adanya kesalahan di penutupan tempat pembagian air.
"Terkait dengan lumpur yang masuk di rumah warga yang tersebar di media, kami sudah 10 tahun menambang tidak pernah terjadi banjir apalagi sekarang debit air menurun," jelas dia.
Lanjutdia, kesepakatan dulu bersama warga korleko, bahwa boleh membuang limbah pada malam rabu dan minggu.
"Ada kolam pencucian, limbah itu sudah melalui metode pencucian tapi jika malam rabu pasti dibuang karena pembuangan mulai dari jam enam samai delapan pagi," bebernya.
Masih kata dia, jadi tidak ada tendesi untuk menang sendiri mari duduk bersama.
"Kita serahkan ke wakil kita, ke APH yang punya kebijakan sama pak bupati kami menerima apa adanya, cuma intinya kami bersyukur ada evaluasi kami, namun dalam hal ini juga satu yang kami minta berikanlah kami tetap beraktivitas karena kami mempunyai izin, dan permintaan kami juga tetap melanjutkan kesepakatan dalam metode pembuangan. Kalau jaminan terkait bersih insyallah tetap akan diusahakan," pungkasnya.
Penulis : Ril
COMMENTS