LOMBOK TIMUR (NUSA TENGGARA BARAT), KOMPASPOS.COM - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Soedjono Selong, H. Hasbi Santoso memimpi...
LOMBOK TIMUR (NUSA TENGGARA BARAT), KOMPASPOS.COM - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Soedjono Selong, H. Hasbi Santoso memimpin Apel Bulanan Korpri, Senin Pagi (19/02/24).
Apel yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Lombok Timur tersebut diikuti Pejabat Eselon II, Eselon III, Eselon IV, dan ASN Pejabat Fungsional di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur.
Direktur RSUD Soedjono Selong H. Hasbi Santoso menyampaikan progress Lombok Timur dalam bidang kesehatan termasuk perlindungan Perempuan dan anak yang menjadi salah satu urusan wajib Pemerintah Daerah Lombok Timur yang diamanatkan kepada Dinas Kesehatan, RSUD Soedjono Selong, serta DP3AKB.
Dia menyoroti Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi salah satu fokus Pemda, mengingat AKI dan AKB merupakan salah satu indikator kesejahteraan dan Pembangunan suatu daerah. Berbagai upaya pemda dalam hal ini, seperti penemuan dini faktor risiko penyebab kematian ibu dan bayi yang ditindaklanjuti dengan penyediaan antropometri kit di 1.998 Posyandu yang ada di wilayah Kabupaten Lombok Timur.
"Kelahiran hidup mengalami penurunan dari 138/100.000 tahun 2022 menjadi 100/100.000 tahun 2023. AKI tersebut dibawah Target Nasional 210/100.000 kelahiran hidup. Sementara AKB juga mengalami penurunan dari 8.9/1000 kelahiran hidup tahun 2022 menjadi 7,6/1000 kelahiran hidup 2023. Angka tersebut juga dibawah Target Nasional 18,6/1.000 kelahiran hidup," jelasnya.
Ia menyebut keberhasilan itu tidak lepas dari dukungan pengembangan layanan Kesehatan ibu dan anak (KIA) melalui peningkatan sarana dan prasarana alat Kesehatan, dan SDM. RSUD Selong sebagai RS rujukan regional, selain telah berhasil meraih akreditasi paripurna pada tahun 2023 lalu, juga telah melengkapi berbagai peralatan Kesehatan yang akan memberikan kemudahan dan peningkatan mutu layanan bagi Masyarakat seperti CT-Scan dan peralatan terkait urologi.
"Berbagai upaya tersebut didukung pula dengan upaya mengurangi hambatan finansial melalui pencapaian cakupan Kesehatan semesta (universal health coverage=UHC) dengan pencapaian 95% pada tahun 2023. Ia berharap pada tahun 2024 UHC Lombok Timur mencapai target 98%," Katanya.
"Selain itu yang jadi fokus utama pemda dalam bidang Kesehatan adalah penurunan stunting. Lombok Timur tahun 2023, berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) berada di angka 16,18% untuk mengejar angka 14% pada akhir tahun 2024 ini sesuai target nasional," jelasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, Intervensi spesifik dan intervensi sensitif percepatan penurunan stunting secara konvergen, holistic, integrative, dan berkualitas dilakukan melalui kerja sama multisector di pusat, daerah dan desa. Pencegahan di hulu menjadi salah satu upaya, utamanya dalam fase seribu hari pertama kehidupan (HPK).
"Dalam hal ini DP3AKB Lombok Timur mengambil peran melalui dukungan 3.063 orang pendamping keluarga yang tersebar di 254 desa/kelurahan. Para pendamping melaksanakan tugas pendampingan kepada keluarga risiko stunting pada sasaran remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita usia 0-59 bulan," pungkasnya.
Penulis : Ril
COMMENTS