INDRAGIRI HULU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Hari Temu Tani (Farmer Field Day) 2023 yang diselenggarakan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau,...
INDRAGIRI HULU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Hari Temu Tani (Farmer Field Day) 2023 yang diselenggarakan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau, merupakan langkah penting dalam mendorong usaha kelapa sawit swadaya yang berkelanjutan. Kegiatan ini dilaksanakan di hotel Miki Mutiara Kota Belilas, Kecamatan Seberida Kabupaten Inhu, Selasa (12/12/2023).
Dalam acara yang diselenggarakan melalui kerjasama antara Widya Erti Indonesia (WEI) dan Unilever ini, berkumpul petani dari Kecamatan Batang Gansal, Seberida, Rengat Barat, Batang Cenaku, Rakit Kulim dan Lirik.
Selain itu, hadir juga aparat pemerintah terkait dari Dinas Pertanian dan Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup, ATR/BPN, Camat, dan Kepala Desa.
Kegiatan ini juga untuk menegaskan komitmen para pemangku kepentingan dalam memperjuangkan legalitas lahan sebagai poin penting dalam penerapan standar keberlanjutan melalui skema sertifikasi RSPO dan ISPO.
Sejak 2017 silam, WEI telah berupaya mendorong praktik usaha Kelapa Sawit berkelanjutan di Kabupaten Inhu dan Indragiri Hilir (Inhil). Hari Temu Tani 2023 yang secara spesifik mengangkat tema “Kepastian Legalitas Lahan Menuju Usaha Kelapa Sawit Berkelanjutan”, menjadi ajang penting bagi para petani sawit swadaya untuk berbagi pengalaman, belajar dari satu sama lain, dan mendiskusikan inovasi serta tantangan dalam praktik pertanian.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program Sekolah Lapang Kelapa Sawit (SLKS) yang telah dilakukan oleh WEI bersama Unilever. Melalui SLKS, petani mendapatkan akses pengetahuan dan keterampilan tentang praktik pertanian Kelapa Sawit terbaik untuk diterapkan di kebun masing-masing.
Hari Temu Tani menjadi momen untuk mengevaluasi dan meningkatkan lebih lanjut praktek yang telah dipelajari, sekaligus membangun jejaring yang lebih luas antara petani, pemerintah, dan para stakeholder.
Direktur Eksekutif WEI, Wiranatha Krisna dalam kesempatan ini menyampaikan rasa senangnya dapat bertemu lagi dengan para petani sawit swadaya di Hari Temu Tani.
"Petani Kelapa Sawit swadaya adalah pekerjaan yang sangat berkontribusi terhadap Indonesia, kontribusi sebesar 40 persen. Para petani harus bangga dan sadar bahwa yang dikerjakan sangat berharga dan harus berkomitmen untuk melaksanakan praktik pertanian yang baik," ucap Krisna.
Kepala Bidang Perkebunan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Inhu, Faisal Ilahi, menyampaikan dukungannya terhadap upaya petani kelapa sawit swadaya.
Menurut Faisal, program pembinaan petani Kelapa sawit berkelanjutan sangat bermanfaat untuk mendukung program pemerintah dalam Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan atau ISPO.
"Kami melihat di Karya Serumpun bahwa programnya terus berinovasi, tidak hanya dalam peningkatan TBS, tetapi juga program peningkatan ekonomi masyarakat," ucapnya.
Ditambahkan Faisal, dirinya menekankan bahwa pihak pemerintahan siap untuk bermitra dengan para petani dan juga WEI kedepannya.
“Kami berharap WEI terus berkembang agar seluruh lapisan petani sawit di Indragiri Hulu mendapat manfaat dari program ini. Kita siap bermitra dan mendukung program ini hingga menyeluruh melampaui 14 kecamatan di Indragiri Hulu”, tambahnya.
Sementara itu Project Coordinator dari WEI, Sutoyo menggambarkan pencapaian dan tantangan program. Hari ini merupakan kesempatan untuk merenungkan kemajuan yang telah dicapai dan tantangan yang masih dihadapi.
"Kami telah melihat peningkatan dalam praktik pertanian, tetapi masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pertanian Kelapa sawit berkelanjutan," ujarnya.
Sebagai bagian penting dari Hari Temu Tani, para petani Kelapa sawit swadaya berkesempatan untuk berbagi pengalaman mereka tentang manfaat yang telah diperoleh serta tantangan yang dihadapi selama mengikuti program Sekolah Lapang Kelapa Sawit dari Widya Erti Indonesia. Sesi ini melibatkan diskusi interaktif dan sesi tanya jawab antara petani dan perwakilan pemerintah, mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi di lapangan, terutama terkait dengan legalitas lahan dan penerapan praktek pertanian yang berkelanjutan.
WEI berharap, melalui dialog dan kolaborasi yang terbangun, akan muncul solusi inovatif untuk mengatasi tantangan yang ada. Inisiatif ini bukan hanya menjawab tantangan saat ini saja, akan tetapi juga mengarahkan kita menuju masa depan industri kelapa sawit yang lebih adil, seimbang, dan berkelanjutan, membawa manfaat nyata bagi ekonomi lokal dan lingkungan.
Penulis : Muliono
COMMENTS