Nurazak SIAK (RIAU), KOMPASPOS.COM - Mencuatnya pemberitaan-pemberitaan yang seakan dirinya bersalah dan menganiaya anak dibawah umur, memb...
Nurazak |
SIAK (RIAU), KOMPASPOS.COM - Mencuatnya pemberitaan-pemberitaan yang seakan dirinya bersalah dan menganiaya anak dibawah umur, membuat oknum Wartawan yang bernama Wardani berang, dan akan melaporkan Nurazak ke Polres Siak.
Kepada media ini, Jumat, (5/5/23), Wardani menjelaskan, beberapa hal yang membuat dirinya melapor kembali bukan tanpa alasan, dia merasa terpojokkan dan seakan-akan bersalah berat.
"Saya hanya menepuk atau menampar satu kali pipi anak tersebut lantaran perbuatannya sendiri yang tiba-tiba melempar mobil yang saya kendarai, dan itupun tidak kuat dan hanya supaya anak tersebut mengaku perbuatannya dan mau minta maaf," ujar Wardani.
Wardani menegaskan bahwa dirinya akan segera dan secepatnya melaporkan orang tua remaja tersebut (Nurazak, red) ke Polres Siak. "Saya secepatnya akan melaporkan Zurazak, orang tua dari remaja tersebut. Dan itu bukan tanpa alasan, semua data sudah dipersiapkan," tegas Wardani.
Untuk diketahui, pertama mencuatnya pemberitaan hasil konfirmasi dari Razak orang tua remaja tersebut, Wardani seolah-olah terkesan melakukan penganiayaan sampai anaknya koma dan tak sadarkan diri. Dalam pemberitaan itu, Wardani juga dituding sombong dan angkuh.
Ironisnya, Nurazak orang tua remaja tersebut, kepada awak media menuturkan bahwa anaknya sempat diinjak-injak dan tak sadarkan diri.
"Apa yang diberitakan itu, sama saja pembohongan publik, seolah-olah penghasutan agar keluarga dan teman-teman membenci saya dan keluarga. Ini sama halnya penyampaian berita bohong dan tidak benar sama sekali dan sudah masuk ke ranah pribadi dan keluarga," kata Wardani.
Menurut Wardani, saat anak Nurazak di BAP bersama dirinya di Polsek Sabak Auh tampak dalam kondisi sehat seperti biasa, dan tidak babak belur, apalagi pingsan sebagaimana pemberitaan di media hasil keterangan Nurazak.
"Saksi dan rekaman CCTV jelas, bahwa anaknya sehat-sehat seperti biasa, dan juga ada saksi untuk membuktikan hal itu," jelas Wardani.
Selain itu, Wardani juga sangat menyayangkan Nurazak orang tua dari remaja dibawah umur yang membiarkan anaknya mengendarai kendaraan di jalan Umum tanpa memiliki SIM dan surat-menyurat yang lengkap.
"Hal ini tentu sama saja dengan pembiaran dan kelalaian sebagai orang tua dalam mengawasi anak. Apalagi pelemparan yang dilakukan terhadap kenderaan yang saya kendarai dilakukan pada malam hari tanpa sebab. Tentunya ini sama dengan teror, dan membuat saya dan keluarga saat itu kaget," ujar Wardani.
Wardani juga sangat menyayangkan kurangnya pengawasan orang tua remaja tersebut dalam mengawasi anaknya sehingga menggunakan kendaraan untuk melakukan tindak kejahatan dengan melakukan pelemparan terhadap mobil yang dikendarainya.
"Pelemparan terhadap kendaraan yang melintas di jalan umum itu kan merupakan bentuk teror dan tindak kejahatan. Kalau tidak mobil saya yang dilempar, bisa saja mobil orang lain yang melintas yang akan dilempar. Patut diduga itu sudah direncanakan oleh remaja tersebut," kata Wardani.
Pada saat dilempar secara tiba-tiba, Sambung Wardani, mobil yang kendarainya bersama dengan keluarga sempat kehilangan keseimbangan, dan hal ini juga sudah dituangkan dalam BAP.
Selain itu, Wardani juga memaparkan, bahwa pada saat di rumah Nurazak, dirinya juga dipukul oleh salah seorang oknum warga yang dikenalnya
"Saya sempat dipukul oleh salah seorang yang saya kenal, itu kan juga sudah kriminal. Untung saja warga lain saat itu tidak terpancing untuk ikut memukul saya. Bahkan ada masyarakat yang prihatin terhadap saya," imbuh Wardani.
Wardani mengaku merasa sangat miris, sudah menjadi korban teror berupa pelemparan terhadap mobil yang dikendarainya, bahkan juga seakan-akan dituding melakukan penganiayaan berat.
"Saat warga melihat dan berkumpul di kediaman Nurazak yang jumlahnya sangat ramai, membuat isteri membuat isteri menjadi trauma. Dan memang pada saat itu ada upaya untuk damai, namun karena situasi sudah tidak memungkinkan, saya mengajak untuk diselesaikan di Polsek. Dan saat saya keluar dari rumah Nurazak, saya dipukul oleh oknum warga inisial AY yang memang saya kenal," papar Wardani.
Ketika disinggung terkait kapan akan melaporkan Nurazak ke Polres Siak, Wardani menegaskan akan sesegera mungkin melaporkannya.
"Untuk proses hukum yang sedang berjalan saat ini di Polsek Sabak Auh, saya tetap ikuti proses dan prosedurnya dengan koperatif. Sebagai warga negara yang taat hukum, tentunya saya akan koperatif mengikuti seluruh proses hukum di Polsek Sabak Auh," tutur Wardani.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Sabak Auh, Suryadi saat dikunjungi orgnisasi AWIKS, Jumat, (5/5/2), dan ditanya terkait sejauh mana perkembangan proses yang sedang dijalani Wardani menjelaskan, bahwa kedua belah pihak sudah di BAP, dan bahkan SPDP sudah disampaikan kepada pihak Nurazak, pihak Wardani dan ke Polres Siak.
"Saat BAP, kondisi remaja tersebut juga baik-baik saja, dan disaat pemeriksaan Wardani cukup koorperatif," ujar Suryadi kepada pengurus organisasi AWIKS.
Sementara itu hasil investigasi beberapa awak media di kediaman Nurazak, pada Jumat, (5/5/23) terlihat remaja tersebut dalam kondisi baik-baik saja, bahkan disaat awak media bersama Kanit Reskrim berkunjung ke rumah Nurazak, tampak seorang ibu-ibu mengatakan kepada kanit, agar membawa dua orang anak remaja tersebut ke Polsek biar berubah anak tersebut nantinya. Patut diduga kedua anak remaja tersebut memang tergolong anak yang nakal.
Ironisnya, Nurazak orang tua remaja tersebut, kepada awak media menuturkan bahwa anaknya sempat diinjak-injak dan tak sadarkan diri.
Sementara itu, Ketua AWIKS Zufahmi, S.Pd.I didampingi sekretaris Ramli ,S dan Helfi Herwandi bersama pengurus lainnya dan semua anggota mengatakan, terkait wardani anggota AWIKS yang akan melaporkan kembali Nurazak dan lainnya, itu hak warga negara yang memang harus kita hargai.
Menurut Zulfahmi, bahwa seluruh jajaran pengurus AWIKS selama ini memantau proses hukum yang sedang berjalan di Polsek Sabak Auh.
"Kami percaya kepada penegak hukum, dan kami tidak pernah ikut campur dan memojokkan penegak hukum. Biarlah proses hukum berjalan dan kita tetap memantau perkembangannya," ujar Zulfahmi.
Lebih lanjut, Zurfahmi menuturkan, bahwa pengurus AWIKS sebelumnya juga sudah menyarankan agar kedua belah pihak bisa berdamai dan musyawarah.
"Namun upaya perdamaian itu gagal, dan kami selaku selaku pengurus Organisasi AWIS mendukung upaya yang dilakukan Wardani untuk kembali melaporkan yang bersangkutan ke Polres Siak. Karena itulah jalan terbaik untuk mencari keadilan dan mengembalikan nama baiknya dan keluarganya," pungkas Zulfahmi.
Penulis : Red
COMMENTS