PEKANBARU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Dunia hukum propinsi Riau mulai ramai dengan gebrakan menindak prilaku korupsi oleh Kajari Kuansing. Satu...
PEKANBARU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Dunia hukum propinsi Riau mulai ramai dengan gebrakan menindak prilaku korupsi oleh Kajari Kuansing.
Satu persatu pejabat Riau "dicokok" korps adhiyaksa yang dikomandai Hardiman Selaku Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Kuantan Sengingi
Menyikapi riuh rendah penangkapan pelaku korupsi di Riau, salah satu tokoh Masyarakat sekaligus pakar lingkungan hidup Riau memberikan respon positif.
"Ya, saya dukung dan apresiasilah ketegasan Pak Hardiman. Riau ini bukan lagi darurat korupsi, tapi korupsi itu sudah jadi "agama" baru," kata Elv pada media ini Kamis (21/10/21).
Putra Meranti yang sering berkeliling daerah memantau kerusakan lingkungan itu menyatakan kemerosotan akhlak penyebab korupsi.
"Manusia hari ini, terutama pejabat di Riau sudah nenjadikan uang sebagai segala galanya. Tujuan hidup tak ada lain adalah uang. Dimensi lain dalam kehidupan sama sekali tidak diperlukan. Fana (tenggelam) dalam hedonisme, kalau tak punya rumah megah, sawi t melimpah, makan minum hotel penginapan yang paling wah, dianggap hina dan rendah. Inilah punca (sumber) prilaku korup," ujar mantan aktivis kampus.
Akademisi yang kerap jadi saksi ahli itu mengaku sudah menghubungi Kajari Hardiman secara langsung pertanda dukungan.
"Dalam seminggu dua ini pak Hardiman (Kajari-red) dah saya hubungi. Saya dukung, sikat habis koruptor Riau. Kenapa? Karena ada kawan saya seorang ASN birokrat, tapi tak mau korupsi, akhirnya di "buang" alias kasi meja kosong. Ajap lah die," kata dia dengan logat melayu pesisir
Elviriadi meminta supaya pejabat struktural dan terutama gubernur Riau menekankan birokrat memulihkan konsep hidup dan arti jabatan.
"Mengape saye sebut ini soal konsep hidup? Sebab akhlak, adab dan iman inilah yang sebenarnya hilang di dalam qolbu. Kan yang koruptor itu rata rata pendidikan tinggi, sampai bergelar doktor bahkan banyak juga Profesor kena lokap. Itu karena adab dan akhlak itu yang hilang. Tak gune lah sekolah tinggi tinggi, jadi akademisi, jadi rektor dan seterusnya, tapi isi kepalanya cuma "duit". Kepunanlah Riau nak maju. Kepenunan telouw temakollah, Wak!," Pungkas aktivis KAHMI yang setia gundul kepala demi hutan.
Penulis : Zurfami
COMMENTS