PEKANBARU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Pasca konflik berkepanjangan dan pengekangan demokrasi kampus UIN Suska Riau menimbulkan trauma pada maha...
PEKANBARU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Pasca konflik berkepanjangan dan pengekangan demokrasi kampus UIN Suska Riau menimbulkan trauma pada mahasiswa UIN Suska.
Hal itu mengemuka dalam sekilas pandang mantan aktivis 98 Dr.Elviriadi terhadap kondisi mahasiswa UIN Suska Riau, Jum'at sore (09/07/21).
"Ya, terjadi trauma-sedanglah, masih bisa dipulihkan. Walaupun kondisi UIN Suska Riau sudah berganti pejabat, tentu bekas bekas kecemasan masih mendera adik-adik mahasiswa," kata Elv
Mantan Ketua BLM Fakultas Perikanan Unri itu membeberkan kepulihan spirit juang mahasiswa dilakukan melalui rekonstruksi ideologi.
"Ideologi gerakan yang buyar dan perpecahan internal Sema-Dema harus direkonstruksi begitu rupa. Terutama soal kecemasan dan sisa kekhawatiran akan sanksi mudharat (bahaya)," ujarnya.
"Kalau dahulu, kampus perjuangan UIN Suska Riau tak pernah kenal takut. Senat Mahasiswa IAIN Susqa itu markaz aktivis Riau. Mereka percaya Ali Shariati, Hasan Hanafi, atau Asghar Ali Engineer. Massa aksi yang benar, kata Ali Shariati, bila sudah turun ke jalan tak berharap balik ke kampus atau kos. Darah tertumpah demi menegakkan keyakinan, lebih mulia dari hidup mewah menjual kebenaran," beber Elv.
Aktivis KAHMI Nasional itu meminta mahasiswa UIN Suska Riau melawan takut dengan meluruskan tauhid.
"Yang bisa mendatangkan mudharat (sanksi) kepada mahasiswa itu siapa? Yang bisa memberi kebaikan, pertolongan (cair dana UKM) itu siapa? Nah kalah tau jawab Allah, ngapain nyembah "berhala-berhala" baru?
Kampus Perjuangan itu harus putus kajinya. Kalau setengah-setengah, mintak blangko wisuda-pun susah?" kata Elv berfilosofi.
Elviriadi juga meminta mahasiswa tidak berharap dari pejabat baru rektorat UIN Suska.
"Tak usahlah, orang-orang (pejabat) itu kurang minat dengan hal hal gini. Bangun aja ideologi yang benar, apa pun yang menghadang tumbang itu. Kalau trauma juga, alamat kepunan telouw temakol lah, Wak Presma tak dilantik, " pungkas putra Meranti yang selalu gundul demi nasib hutan.
Penulis : Zurfami
COMMENTS