Proyek PLTA 'Makan' Korban Jiwa, Sekretaris AMPI Tapsel Kritisi Pemerintah Pusat

TAPANULI SELATAN (SUMATERA UTARA), KOMPASPOS.COM -  Tersiarnya kabar mengenai insiden kecelakan kerja diakibatkan faktor alam (longsor dadak...

TAPANULI SELATAN (SUMATERA UTARA), KOMPASPOS.COM - Tersiarnya kabar mengenai insiden kecelakan kerja diakibatkan faktor alam (longsor dadakan) di lokasi PLTA Batangtoru tepatnya di titik R26, Kelurahan Wek I, Batangtoru, ditanggapi beragam masyarakat.

Masyarakat di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) khususnya Tapanuli Selatan mulai meragukan kontur alam di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang diproyeksikan menghasilkan arus listrik sebesar 510 watt itu.

"Insiden ini harus disikapi secara serius, boleh jadi ini menjadi peringatan keras bagi manusia ketika tidak mengindahkan ketenangan alam," kata Sekretaris AMPI Tapanuli Selatan (Tapsel), Khairul Arief, Minggu (5/12/2020).

Berkaca dari peristiwa ini, Arief berpendapat sudah semestinya pemerintah pusat bersikap, dengan mengkaji ulang keberadaan PLTA yang menurut Arief boleh jadi menyimpan beragam ancaman keselamatan terhadap manusia.

"Hari ini kita telah dihadapkan dengan insiden maut. Besok-besok, bukan tidak mungkin akan ada peristiwa maut yang jauh lebih besar lagi. Apa ini akan kita abaikan? Apa kita tak melihat bahwa ini sebuah bom waktu," sergah Arief.

Menurutnya, investasi memang adalah suatu tuntutan dalam memajukan sebuah daerah dan semua pihak sepakat akan hal itu. Tetapi, kalau kemudian keberadaannya malah mengancam jiwa, sama hal dengan membuat bom waktu.

"Karenanya, kami meminta eksploitasi alam ini segera dikaji ulang. Investasi harus melindungi manusia, bukan mengancam keselamatannya. Beda soal, kalau penilaiannya investasi di atas segala-galanya," tutup Sekjen AMPI Tapsel.

Untuk diketahui, kerisauan elemen masyarakat ini terkait adanya insiden satu alat berat jenis excavator berikut operatornya jatuh dari tebing setinggi 200 meter ke dasar Sungai Batangtoru, Kabupaten Tapsel, Jumat (4/12/2020) sore.

Hingga hari ini, belum diperoleh informasi atas keberadaan dan kondisi korban yang bekerja di proyek PLTA tersebut. Kekinian, tim gabungan TNI, Polri, BPBD, perusahaan dan masyarakat masih melakukan pencarian.

Penulis : Anwar